=HANYA BLOG PRIBADI= "BLOG INI HANYA KUMPULAN CATATAN SAYA BIAR TIDAK HILANG ATAU MEMUDAHKAN UNTUK MENCARINYA"
SELAMAT DATANG DI BLOG ALI AL BAYURI

19.4.13

Riwayat Hidup Sultan Suriansyah




 (*) 
Pangeran, pangeran
Bangaran Raja Buana, ahli waris Karajaan
Daha
Dibuang paman, Aria Batahta
Ka Balandean wadah pambukahannya. Di Kampung Kuin diangkat jadi raja
Pangeran Suriansyah itu galarnya (#)
‘Mun bulan kadap sidin manyarang. Paman Tamanggung kuat babanaran.
Sungai Kuin dipagar carucukan.
Kampung Carucuk dibari ngaran. Patih Masih lalu pang baucap
Wan Sultan Damak batatulungan.
Sultan Manulung baparjanjian
‘Mun Banjar manang masuk Islam (#)
Kembali ke : (*) Paman Tamanggung kalah sabakas.
Lalu dibagi tanah wan watas.
Pangeran ba-islam sabubuhan
Sultan Suriansyah bangaran. Paman ba-islam nang panambayan.
Di Kampung Kuin ba ’ulah masigit di situ jua sidin bamakam
Damintu kisah Banjarmasin Kembali ke : (*), ditambah
Kisah pang pagat, habis carita
Kisah Banjarmasin kota barnama.

--oo0oo--

Lirik lagu diatas menceritakan tentang riwayat hidup Pangeran Samudera atau Pangeran Suriansyah,raja Banjar yang pertama.Beliau lahir sekitar tahun 1550 Masehi.Beliau adalah cucu dari Maharaja Sukarama
yang memerintah berkedudukan di
“Negara Daha ” (sekarang : Negara berkedudukan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan).Maharaja Sukarama adalah keturunan yang
ke-7 dari kerajaan Negaradipa di
Amuntai.Asal usul keturunan raja raja di Negara Daha dan Banjarmasin adalah dari Negaradipa, yang dahulunya Rajanya dan
Ratunya bernama Pangeran Surianata dan Puteri Junjung Buih.Ayah Pangeran Samudra bernama Mantri Djaja dan ibunya Puteri Galuh (sebagian orang
menyebutnya juga Puteri Intan Sari).Sejarah hidup Pangeran Samudera dimulai dengan duka yang
memilukan hati,betapa tidak saat masih bayi Ayah-bunda beliau telah meninggal dunia.Sehingga semasa kecilnya beliau
sudah yatim piatu.Beliau di asuh oleh kakeknya“Maharaja Sukarama”.Pada saat Maharaja Sukarama mangkat terjadi perebutan tahta kekuasaan diantara anak2 beliau,yaitu antara Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Tumenggung,bahkan mereka tidak segan2 untuk saling bunuh.Oleh karena itu Maharaja Sukarama memilih
sang cucu yang akan menjadl raja menggantikan beliau,maka sebelum jiwa anak ini terancam.Pangeran Samudera yang masih kecil dan baru berusia 7 tahun itu dihanyutkan di “Sungai Negara ” yang bermuara ke Banjarmasin.Itulah
sebabnya ia lalu disebut"Putera
Mahkota yang terbuang".Dengan sebuah biduk kecil dan sebuah jala
ikan,ia menelusuri sepanjang Hilir sungai Negara yang panjang dan sepi itu.Bertahun-tahun Pangeran Samudera.bertualang
diperairan Muara sungai Barito sebagai“Anak Nelayan Penangkap Ikan ”.Mengembara dari kampung ke kampung sepanjang sungai,seperti Sarapat,Balandean,Tamban,Muhur,Alalak dll.Dan pada akhirnya ia terdampar di Sungai Kuin.Tiada seorang yang tahu bahwa ia turunan
bangsawan Negara Daha.Penguasa
pemerintahan di Kuin waktu itu bernama Patih Masih.'Beliaulah orang yang menaruh belas kasihan memungut Pangeran Samudera dan memelihara sebagai anak kandungnya sendiri,diasuh hingga sampai
dewasa.Akhirnya pejabat di Banjarmasin (dahulunya bernama Bandar-Masih) mengetahui juga rahasia Pangeran Samudera,bahwa beliau adalah keturunan Bangsawan di
Negara Daha.beliau pun lalu diangkat menjadi kepala pemerintahan disitu dan nama Bandar-Masih diganti dengan “Banjarmasin".Karena kecakapannya memerintah/mengatur negeri,maka Banjarmasin
menjadi kota bandar yang ramai.Pedagang-pedagang asing datang berniaga dan banyak pula dari udik (Negara Daha dan Negara Dipa) yang berpindah mencari nafkah ke-bandar yang baru ini.
Akhirnya hal tsb diketahui oleh"sang paman" yaitu Pangeran Tumenggung yang telah berhasil merebut singasana kerajaan di Negara Daha.Lalu diperintahkannya Panglima kerajaan "Panglima Siparoan” dan pasukan bersenjatanya untuk menyerang Pangeran Samudera di Banjarmasin,Mendengar akan diserang,Pangeran Samudera lalu menyusun kekuatan,beliau jg meminta bantuan kepada Sultan Demak dan pada Tahun 1595.Banjarmasin diserang oleh pasukan Pangeran Tumenggung didalam sebuah Perang Besar antara Prajurit Daha dan Banjar,Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan Demak yang beragama Islam.Pangeran Samudera menang dalam perang tersebut,dan
akhirnya memeluk agama Islam dan
mengganti namanya menjadi Pangeran
Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan “Panembahan Batu Habang”.Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Banjarmasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.